Bermain "Azab dan Sengsara"
Azab dan Sengsara. Novel karya Merari Siregar yang menjadi salah satu pilar Balai Pustaka. Di tulisan kali ini saya tak banyak membahas tentang apa itu Azab dan Sengsara tapi saya lebih bercerita mengenai Pementasan Drama yang telah usai dilaksanakan pada 16 Desember lalu.
Ya...! Pementasan ini merupakan bagian dari ujian praktek Bahasa Indonesia. Sebelumnya, kita telah dituntut untuk mempersiapkan segalanya seperti menentukan novel yang akan dipentaskan, membaca novel tersebut, menagalisis, membuat naskah, dan mempersiapkan dramanya. Alhamdulillah semuanya itu telah selesai... Fuuh...
Well, setiap kelas dibagi menjadi 2 penampilan drama, sehingga totalnya itu ada 12 penampilan. Ternyata kelompok saya kebagian penampilan ke 11... entah harus senang atau sedih. Pementasan kita baru dimulai jam 15.30 sedangkan penampilan pertama mulai jam 07.00. Lama banget ga tu? tapi disamping itu kita bisa latihan dulu. Cocokin sama properti dan back soundnya. O iya berikut tokoh dan para pemain dalam drama Azab dan Sengsara:
Sutradara : Anisah
Tata Rias dan Tata Panggung : Vina Yusriana
Narator : Cahyani Kesuma Suryaloka
Mariamin : Maryam Zakkiyyah
Aminuddin : Doni Andika Putra ( hei, it's me! )
Ibu Mariamin : Madam Taqiyya
Sutan Baringin : Hafizh Alkarim
Ayah Aminuddin : Arif Wishnu Proyoga
Ibu Mariamin : Rani Susanti
Kasibun : M Abid Mubarok
Drama kali ini benar-benar seruuu dan menantang...!!! Bayangkan, kita mulai persiapan dan diskusiin drama ini baru mulai pada malam Rabu sedangkan penampilannya hari Juma't. Naskah ditangan pada hari Kamis. Seharian itu kita latihan di tempat drama akan dipentaskan esok hari yaitu di RKB (Ruang Kelas Baru). Tapi malamnya kita memutuskan untuk pindah lokasi ke Permadani (sebuah ruangan perpustakaan Masjid), ga enak juga diliat kelompok lain. Masa kita mulu yang latihan disana? Ya gapapa sih sebenarnya.
Pagi harinya pas penampilan kelompok 1, kita memutuskan untuk melihat gimana jalannya drama. Kemudian, balik lagi ke Permadani buat latihan sampai siang. Akhirnya, sampailah saat yang ditunggu-tunggu. Penampilan dari kelompok Azab dan Sengsara tepat saat Adzan Ashar selesai berkumandang. Deg-deg-deg. Anisah, layaknya sutradara profesional meyakinkan kita semua bahwa inilah saatnya, saat yang dinanti-nantikan. Tak lupa kita memanjatkan do'a dan stand by di posisi masing-masing. Menunggu setiap aba-aba dari sang sutradara dan penata panggung. Maklumlah, karena keterbatasan anggota, para pemain harus sigap memindahkan properti yang akan dibutuhkan disetiap babak.
Ketika saya memerankan Aminuddin, sebenarnya tidak terlalu sulit memerankannya. Hanya saja karena kurangnya latihan dengan lawan main, banyak improvisasi yang kita lakukan sewaktu penampilan. wkwkwkwk. Apalagi di bagian akhir, ketika bercakap dengan Mariamin, saya yang dengan sengaja membalik urutan dialog, tiba-tiba raut muka Mariamin yang harusnya sedih, berubah menjadi hendak tertawa. Ya! Terlihat dari raut wajah dan pipinya yang menggembung. Dalam hati saya pun ikut tertawa sewaktu adegan itu, karena saya berhasil membaca ekspresi Mariamin alias Maryam... Senang rasanya...!!
Makasih ya teman-teman. Projek drama ini sekaligus menutup kegiatan sekolah di semester 1. Besoknya, sekolah udah sepi mulai dari sore coz abis terima rapor, pada pulang dong… Kita tunggu saja rekaman videonya yang direkam oleh Pak Rapiq. Semua kelompok direkam lho...! Semoga pas ngeliat rekaman nanti ga ketawa-ketawa sendiri...! Apa lagi kalo pas adegan sedih (ga banget) wkwkwkwk
hehehehe, good job don :D
BalasHapusarigato anisaah..! sutradara kita memang hebat..!
BalasHapusboleh minta naskah dramanya nggak. ..
BalasHapusNaskah drama & dialognya boleh bagi gak kak? Soalnya kami punya PR draman
BalasHapus